,

Menumbuhkan Pekerti Demi Indonesia

Jika ada yang bertanya tentang apa yang penulis banggakan di dunia ini, maka tanpa ragu-ragu penulis akan menjawab bahwa penulis bangga terlahir menjadi manusia Indonesia. Mengapa bangga? Karena Indonesia itu sebuah negara yang besar, kaya, dan penuh warna!

luluk

Penulis:  Dr. V. Luluk Prijambodo, M.Pd. adalah Doktor dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris, dosen tetap pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP dan Magister Pendidikan Bahasa Inggris Program Pascasarjana Unika Widya Mandala Surabaya, Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Timur, dan Asesor SMK pada Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah Provinsi Jawa Timur.

Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau dengan luas total 5.193.250 km² (mencakup daratan dan lautan). Luas ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke-7 terluas di dunia setelah enam negara lainnya, yaitu Rusia, Kanada, Amerika Serikat, China, Brasil dan Australia. Kemudian, dengan penduduk sekitar 250 juta jiwaIndonesia terposisikan sebagai negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia setelah RRC, India, dan Amerika. Selain besar, Indonesia sebagai sebuah negara tropis juga dikenal dunia sebagai negara yang kaya karena kekayaan alamnya baik yang terkandung di wilayah daratan maupun lautan. Tidaklah keliru kalau kondisi gemah ripah loh jinawi demikian dilukiskan Koes Plus, artis legendaris tanah air, dalam lagunya “Kolam Susu” sebagai “… tanah surga”, sehingga“tongkat kayu dan batujadi tanaman”.

 
Tidak hanya di situ, Indonesiapun dikenal dunia sebagai negara plural, heterogen, dan penuh warna.Dalam Portal Republik Indonesia (sejarah-republik-indonesia.blogspot.co.id) disebutkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 1.300 jenis suku bangsadan sekitar 546 bahasa daerah (yang telah berhasil dipetakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kompas.com, 1 September 2012) serta enam agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu) yang diakui secara resmi oleh pemerintah.

Tentu, kebesaran, kekayaan, dan pluralitas Indonesia membawa implikasi logis, baik positif maupun negatif. Bila kekhasan Indonesia (besar, kaya, dan penuh warna) itu dikelola dengan benar, tidaklah mustahil Indonesia akan bertumbuh menjadi sebuah negara besar yang benar-benar menyejahterahkan dan memakmurkan warga bangsanya. Sebaliknya, bila kekhasan itu dikelola secara tak bijak, Indonesia bisa runtuh karenanya.Dus, Bhinneka Tunggal Ika hanya akan tinggal kenangan sebagai semboyan langitan yang tidak mengejawantah dalam kehidupan sehari-hari warganya.
Oleh sebab itulah bila ada yang bertanya tentang apa yang penulis kawatirkan di dunia ini, dengan amat cemas penulis katakan bahwa Indonesia rumah kita bersama ini bisa porak-poranda bila kekhasan yang dimilikinya tidak dirawat secara arif. Bukankah sebuah negara-bangsa itu bisa kuat karena kebesarannya namun bisa runtuh oleh kebesarannya pula?

Menumbuhkan Pekerti Demi Merawat Indonesia Kita

Merawat Indonesia dan kebhinekaannya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Tidak mengorupsi uang rakyat, tidak melakukan bisnis ilegal, tidak memperlakukan kasus hukum sebagai komoditas, tidak bertindak curang dalam ujian (UTS, UAS, UN) maupun dalam sebuah kompetesi (olah raga, permainan, pemilihan kepala daerah/presiden), tidak menghujat simbol-simbol negeri sendiri, tidak merusak lingkungan hidup, tidak melakukan tindak pelecehan verbal maupun non-verbal, dan tidak bertindak diskriminatif pada sesama warga bangsa adalah beberapa contoh upaya untuk menjaga panji-panji negeri ini. Upaya-upaya demikian ini, hanya dan hanya dapat dilakukan oleh mereka-mereka yang memiliki kepekaan, kesadaran, dan kepedulian sosial yang tinggi yang dilandasi oleh pekerti yang tinggi pula.

Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa sesungguhnya upaya menjaga, merawat, ngopeniIndonesia kita haruslah diawali dengan ngopeni pekerti kita masing-masing. Artinya, siapapun kita yang mengaku sebagai warga-bangsa Indonesia, harus mau merawat pekerti masing-masing agar kita bertumbuh menjadi warga-bangsa yang bijak dan benar dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku.Pikiran, sikap, dan perilaku yang benar akan membimbing kita menjadi manusia yang benar, manusia yang luhur. Keluhuruan itulah yang selanjutnya akan menganugerahi kita kemampuan untuk merawat dan memperlakukan Indonesia secara benar. Keluhuran pekerti itulah yang akanmenjaga kita untuk tidak bersikap dan bertindak koruptif, manipulatif, diskriminatif, rasis, anarsis, dan sebagainyakepada Indonesia kita.

Ada beberapa pertanyaan mendasar terkait penumbuhan budi pekerti. Pertama, apa tujuan atau produk penumbuhan budi pekerti itu? Kedua, siapakah pelaku dan sasaran penumbuhan budi pekerti? Ketiga, bagaimanakah penumbuhan budi pekerti itu harus dilakukan?

Lanjutkan membaca >>